Skip to main content
Artikel

Transformasi Karakter Organisasi untuk Menghadapi Era Digital

Transformasi Karakter Organisasi untuk Menghadapi Era Digital

Hampir setiap organisasi memiliki kekhawatiran dengan datangnya Era Digital. Sejumlah perusahaan pun melakukan perubahan yang dirasakan perlu. Namun perubahan yang bagaimana yang sebenarnya diperlukan, masih menjadi pertanyaan besar. Banyak perusahaan hanya melakukan transformasi digital dalam hal melengkapi peralatan kerja dengan teknologi terbaru, atau dengan membuat aplikasi android untuk memasyarakatkan produknya. Padahal, itu hanyalah perubahan kosmetik, dan tidak menyentuh elemen yang mendasar, yaitu manusianya.

 

Era digital mendatangkan disrupsi besar bagi sejumlah perusahaan di bidang transportasi, bahkan untuk bidang properti. Sejumlah usaha taxi terhempas badai transporatasi online, serta sejumlah besar lahan penyewaan kantor dan toko menjadi sepi karena kini banyak pengusaha kecil dan UKM memilih tidak menyewa toko dan kantor karena telah dapat melakukan pekerjaan dari rumah yang telah dilengkapi home office. Pusat perdagangan seperti glodok, mangga dua, pasaraya, menjadi sepi karena konsumen lebih banyak melakukan pembelian secara online via situs-situs belanja yang makin marak dan menggurita.

 

Bagi pebisnis kecil, perkembangan teknologi membuat banyak hal menjadi lebih ringan, hemat biaya, dan tidak mengeluarkan banyak tenaga. Bagi millenials, makin maraknya sosial media menumbuhkan sejumlah lahan usaha baru. Sejumlah titel pekerjaan baru tercipta, seperti social media strategist, digital marketer, youtuber, selebgram, dan lain-lain, yang dapat memanen pendapatan hingga puluhan juta per bulan. Menyamai gaji manajer di perusahaan besar, dengan effort yang hanya sedikit, dan dengan tuntutan pekerjaan yang ringan, bahkan lebih sering diisi waktu santai.

 

Di bidang pendidikan pun terjadi perubahan. Lembaga les besar yang telah memiliki cabang di berbagai kota, harus bersaing dengan aplikasi belajar dari android, yang menyediakan pembelajaran video dan test online yang bisa diikuti kapan saja dan dimana saja, dengan biaya jauh dibawah bayaran les yang kini mencapai angka jutaan rupiah per term.

 

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Dibanding melakukan perubahan kosmetik di bidang IT, akan lebih baik bila Anda melakukan Transformasi karakter, untuk menjadikan organisasi di perusahaan Anda kuat dan mampu mengatasi tsunami disrupsi yang menenggelamkan sejumlah bisnis besar dunia.

 

Transformasi karakter yang bisa membuat organisasi bertahan dan memenangkan persaingan bisnis di era digital adalah karakter sosial, jujur, keterbukaan dan inovasi. Dengan memiliki karakter ini, SDM di perusahaan Anda akan bisa berseluncur diatas badai tsunami dan melakukan pekerjaan dengan penuh kebahagiaan dan menyenangkan.  Mengapa perlu mentransformasi karakter karyawan dengan 4 sifat ini?

Karakter sosial adalah keunggulan yang dimiliki oleh e commerce besar dunia, Alibaba. Ia berangkat dari niat untuk menolong pengusaha di negaranya, yang dahulunya tidak memiliki akses penjualan tingkat dunia. Sifat ini juga yang dimiliki oleh founder Gojek, Nadiem Makarim, yang ingin menolong orang yang terjebak kemacetan, dan sekaligus mensejahterakan pengangguran dan tukang ojek yang semula tidak terkoordinir. Bila karyawan perusahaan anda memiliki karakter sosial, maka ia akan mampu untuk memahami pekerjaannya memiliki impak bagi banyak orang, hingga ia akan meningkatkan performa kerjanya.

 

Karakter jujur, adalah kunci dalam pengelolaan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Kedua app ini menguasai pasar karena menekankan keterbukaan dalam penjualan. Setiap pembeli dapat memberikan rating untuk setiap barang yang dibeli. Ini membuat para penjual harus jujur dan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya tentang item yang mereka jual, agar tidak mendapatkan rating rendah yang akan membuat toko onlinenya tidak laku. Memiliki karakter ini di perusahaan Anda, sedari dulu sudah menjadi hal yang utama. Citra perusahaan yang karyawannya jujur, akan terangkat, dan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan akan membaik dan terus berkembang bahkan akan mencapai sustainabilitas bila kejujuran ini telah tertanam.

 

Karakter terbuka, tampak pada aplikasi seperti zomato dan trip advisor, yang menampilkan rating restoran, hotel, tempat wisata. Menu dan harga hidangan, adalah hasil foto yang diupload konsumen. Terdapat juga pendapat para konsumen tentang menu apa yang mereka makan. Rating konsumen dan foto makanan yang mereka upload, dapat menaikkan pamor hotel, tempat wisata dan restoran atau malah menjatuhkan, bila apa yang dipesan ternyata terlalu mahal atau tidak enak. Bila keterbukaan seperti ini ada di perusahaan Anda, dan setiap karyawan bisa mengetahui neraca perusahaan secara terbuka, Anda akan melihat mereka akan bekerja dengan tulus dan lebih keras, karena menyadari bahwa mereka diberikan gaji oleh perusahaan untuk memajukan usaha, dan untuk menyumbangkan peran. Mereka akan merasa terlibat dan lebih bersifat bertanggung jawab.

 

Karakter inovasi, adalah yang membuat bukalapak mampu masuk dalam jajaran perusahaan unicorn kelas dunia. Dari yang semula hanya terdiri dari beberapa toko online yang menjual barang yang terbatas, hingga kini dilengkapi dengan sistem cicilan yang bebas riba. Bahkan juga bukalapak membuka kesempatan untuk konsumen berinvestasi di danareksa via bukareksa. Bila inovasi seperti ini dapat dilakukan di perusahaan Anda, bisa dilihat dalam tempo yang tidak lama, perusahaan Anda akan tumbuh dan berkembang. Karyawan akan bekerja dengan lebih bahagia, karena merasakan gagasannya diterima dan dikembangkan, serta kreativitasnya tumbuh. Karyawan yang merasakan pertumbuhan seperti ini akan menjadi loyal dan meningkatkan performanya, karena ia merasa menjadi bagian dari perusahaan.

 

Selain sejumlah karakter diatas, dalam transformasi karakter organisasi di era digital, kita juga perlu melakukan sejumlah langkah seperti menciptakan standar operasi baru yang lebih luwes, dan menciptakan channel komunikasi terbuka antar bagian atau departemen, untuk memastikan informasi yang perlu diketahui semua orang dapat tersebar dengan baik. Salah satu hal yang membuat hancur perusahaan di era digital ini adalah Silo Mentality atau mentalitas menyimpan informasi dan skill berharga. Seharusnya, informasi dapat tersebar ke semua bagian agar perusahaan dapat bergerak dalam satu langkah yang utuh. Satu bagian tidak perlu menahan informasinya sendiri, tapi bisa berkolaborasi dengan bagian lain agar lebih banyak tujuan yang bisa dicapai, bersama-sama.