Skip to main content
Artikel

Spiritualitas untuk Menghadapi Masalah Hidup

Spiritualitas menghadapi masalah - Ary Ginanjar Agustian

Pernahkah anda merasa gundah, resah, tidak nyaman, atau mulai mempertanyakan untuk apa sisa waktu anda di dunia ini?

Untuk banyak orang di dunia, spiritualitas merupakan cara utama untuk menghadapi masalah-masalahnya. Hal ini karena spiritualitas memberikan dukungan sosial di masa krisis dan masa sulit, dan memberikan skema atau penjelasan, jawaban yang jelas dan terstruktur bagi  setiap orang, dalam usahanya menemukan makna hidup. (Marcoen, dalam Johnson 2005).

Dalam penelitiannya, Prof Dr Em. Alfons Marcoen (2005), mewawancarai beberapa orang yang sudah lanjut usia, mengenai pandangan spiritual mereka terhadap kehidupan yang mereka jalani. Salah satunya adalah Jane, saat  usianya yang ke 84 tahun. Jane berdoa setiap hari dan pergi ke rumah ibadah setiap kali ia bisa. Jane memulangkan rasa sakitnya kepada Tuhan. Setiap malam ia berdoa dan memohon ampunan pada Tuhan atas apa yang pernah ia lakukan semasa hidupnya. Ia meminta keridhoan Tuhan untuk dirinya dan untuk orang-orang yang ia sayangi. Ia memiliki harapan untuk masuk surga setelah ia meninggal nanti.

Crowther dkk (2002, dalam Marcoen dalam Johnson, 2005) berpendapat bahwa, agar seseorang bisa menua dengan sehat dan bahagia, ia  mendukung istilah lansia sukses dari Rowe & Kahn (1997), dengan menambahkan spiritualitas positif sebagai komponen yang mendukung kesehatan. Crowther mengungkapkan bahwa dewasa lanjut dan Lansia yang sukses dan produktif dalam mengisi masa tuanya, memiliki kegiatan spiritualitas untuk menyertakan diri dalam aktivitas positif, dibanding yang tidak aktif secara spiritual. Bahkan, menurut hasil observasinya, dewasa lanjut dan lansia yang sukses, cenderung lebih stabil dan sehat fisik dan mentalnya dalam menghadapi proses penuaan dan menurunnya kemampuan fisik yang tidak bisa dihindari.

Lebih jauh lagi, mereka yang digolongkan oleh Marcoen (2005) sebagai lansia yang sukses haruslah memiliki energi dan vitalitas seperti dewasa lanjut, dan terus menjalani hari-harinya dengan penuh manfaat karena sudah menemukan makna hidupnya, dan tidak mengeluh saat menghadapi kondisi fisiknya yang makin menurun. Jawaban yang diperoleh dari pertanyaan mengapa mereka bisa terus aktif adalah dari sistem makna yang fleksibel dan kuat yang berasal dari iman dan keyakinan terhadap agama. Nilai spiritual ini berperan sebagai sumber tak terbatas yang memberikan dorongan positif terhadap proses perubahan yang terjadi, walaupun mereka menghadapi penurunan kemampuan fisik yang tidak reversible dan berbagai akibatnya.

Prof Dr. Em. Alfons Marcoen dari Belgia (dalam Johnson, 2005) mengungkapkan bahwa pada dekade terakhir ini, riset-riset dalam bidang ilmu perilaku dan sosial dengan subyek orang dewasa lanjut dan lanjut usia, secara signifikan ditemukanlah urgensi keimanan dan spiritualitas pada hidup. Sosiolog, psikolog, pekerja sosial, banyak yang mulai meneliti potensi agama dan spiritualitas sebagai pendukung kesehatan dan hidup sehat di masa tua. Banyak terbit buku baru yang merupakan hasil riset dari para peneliti mengembangkan topik-topik di di bidang agama, spiritualitas, makna eksitensial, dan penuaan.

Prof Marcoen dalam Johnson (2005) Agama dan spiritualitas sendiri adalah konstruk yang tidak bisa dipisahkan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa agama adalah konstruk yang lebih besar daripada spiritualitas, namun ada juga yang berpandangan bahwa spiritualitas yang lebih besar dan mencakup di dalamnya agama.

Ia menyimpulkan bawah agama dipandang sebagai sistem yang memberikan jawaban pada berbagai bidang ilmu yang menjadi sumber keingintahuan manusia. Agama memberikan jalan terbukanya proses transendental, perjalanan menuju Ridho Tuhan, sebuah dimensi yang suci yang memberikan kekuatan dan jawaban atas semua masalah dalam hidup.

Agama adalah sebuah sistem yang terdiri dari serangkaian kepercayaan dan simbol keimanan, yang didalamnya ada dukungan sosial berupa kawan-kawan seiman yang selalu hadir untuk berdoa dan beribadah bersama, dan panduan untuk melaksanakan ibadah serta tuntunan untuk keseharian mereka, sehingga hidup kita memiliki arah dan tujuan yang mulia.

Agama juga memberikan pada pengikutnya, serangkaian makna dalam setiap sisi hidup mereka, dan serangkaian aturan, yang berasal dari kitab suci, dan kisah-kisah transcendental berupa cerita sejarah mengenai Nabi, Rasul, dan orang-orang suci yang menjadi tokoh dunia yang berhasil.

Pertanyaan tentang makna hidup banyak diajukan oleh banyak orang, dan baru sedikit yang menemukan makna hidupnya dengan penjelasan yang rapi dan terstruktur.  Untuk itulah ESQ hadir. Bermula dari sebuah buku, ESQ makin berkembang menjadi lembaga yang memberikan struktur hidup melalui ajaran agama, ibadah sehari-hari, dan menyediakan pandangan hidup yang mumpuni. Tidak hanya yang bersifat spiritual, namun juga permasalahan budaya organisasi dan perusahaan, dengan tuntunan dari Rukun Iman.

Writer : Gina

Salam,

Ary Ginanjar Agustian