Skip to main content
Artikel

Lokomotif KAI Sepakat “Angkut” AKHLAK Sebagai Core Values



 JAKARTA – PT KAI (Persero) sepakat gandeng PT Arga Bangun Bangsa, yang didirikan oleh Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian dalam rangka menginternalisasikan Core Values AKHLAK BUMN.

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT KAI (Persero) degan PT Arga Bangun Bangsa (ACT Consulting) diselenggarakan pada Jumat (29/1/2021) by Zoom Meeting.

Memorandum of Understanding (MoU) tersebut dihadiri oleh Didiek Hartantyo (Dirut PT KAI), Agung Yunanto (Dir. SDM & Umum PT KAI), Ary Ginanjar Agustian (President Direktur ESQ Group), Luki Alamsyah (Dirut PT ABB), beserta para BOD lain dari kedua belah pihak.

“MoU ini dilakukan secara virtual, dalam rangka aktivasi penerapan Core Values AKHLAK BUMN di PT KAI. Saya berharap nilai-nilai utama ini bisa diresapi dan diamalkan oleh insan PT KAI dalam rangka mendukung serta menginovasi visi dan misi organisasi,” papar Didiek.

Pria berkacamata itu juga berharap adanya kerjasama dengan PT ABB ini bisa menjadikan PT KAI sebagai siklus ekosistem transportasi yang terbaik di Indonesia, serta untuk menjaga implementasi dan budaya perusahaan.

Ary Ginanjar turut menyimak paparan dari Dirut PT KAI tersebut dengan seksama dan tersenyum.

“Saya mengucapkan terimakasih atas respon yang sangat cepat, untuk menjalankan Core Values dari BUMN. PT KAI ini saya katakan Extra Ordinary termasuknya,” kata Ary bangga kepada PT KAI.

Tokoh Pembangunan Karakter tersebut puji PT KAI sebagai role model bagi BUMN, karena keseriusannya membangun AKHLAK menjadi prioritas utama.

“KAI menjadi role model bagi BUMN. MoU ini adalah upaya dari PT ABB atau ACT Consulting untuk mendukung langkah-langkah pak Dirut dan PT KAI secara terukur dan komprehensif. Visi dan Misinya bisa dijaga dengan baik,” lanjutnya.

Setelah acara sambutan, dilanjutkan dengan prosesi penandatangan MoU oleh Agung Yunanto dan Luki Alamsyah secara virtual.

Prosesi MoU ditutup dengan acara serah terima cendramata antara kedua belah pihak yang diwakili oleh Didiek Hartantyo dan Ary Ginanjar Agustian.